Sewaktu aku di kampung dulu, dalam setiap kesempatan sholat jama’ah di masjid yang terlihat hanya para bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah berusia 50th-60th ke atas. Kata orang di kampung, kalau masih muda tak apalah berbuat jahat, kalau sudah tua, bolehlah kita bertaubat…
Masa tua sering identik dengan kematangan dan kebijaksanaan, namun rentan juga dengan harapan ingin dihargai dan diperlakukan lebih baik. Tapi ketika badan tak lagi kuat seperti dulu, tak lagi berkuasa seperti dulu, tentu hanya sedikit yang bisa dilakukan. Banyak yang baru sadar ketika tak lagi punya kekuatan dan tak lagi dihargai orang.
Di sisi lain, kita melihat para sesepuh kita yang masih ngebet juga pingin jadi Presiden. Padahal dulu sudah mendapat kesempatan memimpin. Tapi kok setelah dilengserkan masih kepingin lagi? Kenapa tak berbuat banyak pada saat itu ? Now, mencoba mencari kesalahan dan menjatuhkan pemimpin sekarang. Padahal yang dikritik adalah kesalahan yang dulu juga ia lakukan…
Kepada siapa anak muda akan mengambil contoh, jika bukan kepada yang tua. Tapi ketika yang tua tak lagi menjadi teladan, maka yang lahir adalah generasi oportunis yang memandang sinis kaum tua…
Dimanakah lagi, kita mencari sosok selembut buya Hamka yang meski suaranya serak lagi lembut, namun bisa mengobarkan semangat untuk hidup ? Mungkin lebih baik mencari idola dari yang telah mati saja, daripada yang masih hidup kini..
0 komentar